-->

MEMAHAMI KEMERDEKAAN INDONESIA

Sejauh Apa Generasi Muda Mengerti Tentang Sejarah Kemerdekaan Indonesia?


Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Mohammad Hatta di sebuah rumah hibah dari Faradj Martak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat.

Proklamasi tersebut menandai dimulainya perlawanan diplomatik dan bersenjata dari Revolusi Nasional Indonesia, yang berperang melawan pasukan Belanda dan warga sipil pro-Belanda, hingga Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949.


Hari ini, Selasa 17 Agustus 2021, Indonesia sedang merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-76.


Peristiwa Proklamasi yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 silam, telah membawa perubahan yang besar bagi bangsa Indonesia.


Pembacaan teks Proklamasi ini diselenggarakan di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta (yang sekarang menjadi Jalan Proklamasi Nomor 1) pada pukul 10.00 WIB.


Berikut ini isi teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, lengkap beserta sejarah Perumusannya.


Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.


Naskah teks Proklamasi ini ditinggal begitu saja dan bahkan sempat masuk ke tempat sampah di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda.

Naskah tersebut kemudian diselamatkan dan disimpan selama 46 tahun 9 bulan 19 hari oleh tokoh pers dan pejuang kemerdekaan, B.M. Diah.


Setelah itu, naskah diserahkan kepada Presiden Kedua RI Soeharto di Bina Graha pada 29 Mei 1992, dan meneruskannya kepada Menteri Sekretaris Negara, Moerdiono.


ANRI kemudian menyimpan naskah tersebut sejak diterima dari Moerdiono di tahun 1992.


Naskah Teks Proklamasi Baru setelah Mengalami Perubahan dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", yang merupakan hasil ketikan Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi), yang isinya adalah sebagai berikut:


P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.


Penulisan tahun pada kedua teks naskah Proklamasi tersebut (baik pada teks naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik) tertulis angka "tahun 05" yang merupakan kependekan dari angka "tahun 2605".


Hal tersebut dikarenakan tahun penanggalan yang digunakan pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang saat itu adalah sesuai dengan tahun penanggalan yang berlaku di Jepang, yakni "tahun 2605".



Lalu Berbagai cara dilakukan para generasi muda dalam ikut andil merayakan HUT RI setiap tahunnya. 

Setiap dari mereka juga punya cara sendiri untuk menunjukkan rasa nasionalisme yang mereka miliki. Jika dulu para pahlawan yang telah gugur berjuang dengan cara menggunakan seluruh raga dan jiwanya, lalu apa yang bisa dilakukan para Millennial saat ini?


Merdeka itu bisa dapat hak kebebasan berpikir, bagi saya bangsa ini sudah merdeka tapi belum secara mental, banyak banyak ketakutan dan rasa tidak percaya terhadap kemampuan diri sendiri. Bukti sederhana yang bisa saya lakukan adalah dengan membuang sampah pada tempatnya, sepertinya banyak orang masih perlu memiliki kesadaran untuk hal yang satu ini. Saya senang bisa ikut mengibarkan bendera di atas puncak gunung."


Berbagai cara dilakukan para generasi muda dalam ikut andil merayakan HUT RI setiap tahunnya. Setiap dari mereka juga punya cara sendiri untuk menunjukkan rasa nasionalisme yang mereka miliki. Jika dulu para pahlawan yang telah gugur berjuang dengan cara menggunakan seluruh raga dan jiwanya, lalu apa yang bisa dilakukan para Millennial saat ini?


"Bebas berkreasi, berpendapat, berpakaian, beribadah, dan melakukan hal-hal baik tanpa perlu merasa akan dikucilkan atau dilarang namun tetap melakukannya dengan cara tanggung jawab. Beberapa hal yang bisa dilakukan di antaranya adalah memanfaatkan profesi atau hobi untuk melakukan hal-hal baik walaupun itu adalah hal kecil. Sebagai petugas medis melayani masyarakat tanpa pandang bulu dan tidak memanfaatkan jawatan untuk hal yang merugikan negara seperti membela koruptor."


Begitulah cerita para millenial saat merayakan kemerdekaan dengan cara mendaki, apa kamu juga merasakan apa yang mereka alami?


Editor : KUKUH


2 Responses to "MEMAHAMI KEMERDEKAAN INDONESIA"

  1. Terus sejauh mana generasi muda memahami kemerdekaan? Kok gak enek konklusi ne

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Atas Komentarnya.
      Mari berdiskusi agar pertanyaan bisa terjawab,,

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Nih buat jajan

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel